Pemikiran Jangka Panjang | Long Term Thinking

 Hi pejuang receh! Akhirnya ketemu lagi di recehnomic. Hari ini aku mau sharing tentang long term thinking, satu hal yang mengubah hidupku jauh jauh lebih baik. Semoga dari sharing ini teman-teman pejuang receh bisa dapat insight dan pastinya secara finansial kedepannya juga bisa jadi lebih baik. Mulai yuk!

Long term thinking

Aku ngerasa hal ini penting untuk dishare, karena pasti masing-masing dari kita punya tujuan hidup yang ingin dicapai. Kalau kata pepatah banyak jalan menuju roma, begitupun dalam kita mencapai tujuan hidup. Kalau aku boleh tanya, kamu mau mencapai tujuan via jalur tercepat atau jalur lama? Jawab dalam hati ya ;p kalau aku yuyurly ya maunya jalur cepat, kenapa? Ya wajar, insting natural manusia maunya semuanya serba cepat. Jadi kalau ada yang bilang "generasi ini cuma mau yang instan" salah sayang, semua orang kalau ditanya juga pasti maunya serba instan. 

Contohnya, skema ponzi emangnya baru ada belakangan ini? Nggak sayang, udah ada sejak lama banget! Bahkan investasi bodong ada jauuuh jauh sebelum gen z dibikin wkwk. Cuma, sekarang lebih parah daripada zaman dulu. Tapi, coba dipikir lagi. Kenapa kita selalu ambil jalan pintas? Kalau bisa jadi kaya dalam sebulan, kenapa harus bersusah-susah dahulu dan baru kaya dalam setahun kedepan? Kadang kita merasa saat punya "shortcut" ini kita smart dan hebat. Padahal, SALAH BESAR SAYANG. 

Semua hal dalam hidup butuh proses. Mau bodygoals seperti Cinta Laura? Olahraga dan atur pola makan. Mau kaya? Harus belajar, tambah kapasitas, buat bisnis/side hustle, dll. Bahkan, buat bisnis juga bukan jalur pintas yang gampang. Kalau jadi kaya ada jalan gampang dan pasti, semua orang didunia ini pasti sudah kaya. Setuju? 

Bangun karir dan bisnis prosesnya panjang. Mulai dari pelajarin skillnya, networking, punya value, sama sekali nggak ada jalan pintas. Bahkan dalam kata "work smart" juga ada "work" nya kan? Jadi, sepintar-pintarnya kita ya tetep perlu kerja (kecuali ngepet dan mengorbankan segala dalam hidup cuma buat jadi babi wkwk aku ga bilang salah tapi yaaa... kesadaran aja.) 

Saat pertama kali aku bangun bisnis, memang langsung jadi CEO, alias Chief Everything Officer. Semua hal dikerjain sendiri, nggak ada tim yang bantu, harus belajar pahamin semua sisi mulai dari a-z. Boro-boro mau work smart, gaya-gayaan punya tim. Punya modal buat bangun usaha aja udah PujiTuhan. Keluargaku bukan pebisnis dan bukan orang kaya. Keluargaku biasa-biasa saja, dan bahkan aku nggak dapat uang jajan. Makanya kerja keras biar bisa jajan kayak teman-teman lainnya wkwk. 

Balik lagi ke proses bangun bisnis, belajar dari buat produk, foto, digital marketing, cara review, dll. Uang ngepas banget, tapi dipaksain mepet biar bisa bangun bisnis. Karena aku yakin, mimpiku bisa berjalan mulai dari apa yang aku jalani, bisnis kecilku. 

Orang yang sibuk jadi kaya tercepat, justru sampai paling akhir di titik tujuannya. Sedangkan orang yang fokus bekerja, malah sampai paling cepat di tujuannya. 

Short term thinking

Kebalikan dari yang aku sampaikan diatas, short term thinking ini lebih mengacu pada apa yang ada didepan mata. Bagaimana bisa menghasilkan lebih banyak di bulan depan, menaikkan omset 10x lipat, bodygoals tahun ini, dll. 

Kalau kata om Bill Gates, "Most People overestimates what they can do in one year and underestimate what they can do in ten years". Ini terjadi pada Bezos (Amazon) yang mengatakan kepada shareholdernya, mungkin kita nggak akan profit dalam beberapa tahun, saat 2003. 6 tahun kemudian barulah Amazon secara konsisten memperoleh keuntungan. Lihat seberapa besar dan sukses Amazon sekarang? Bezos mungkin salah satu CEO & founder yang dikagumi, tapi dia main long game. Nah pertanyaannya, gimana cara menerapkan long term game dalam hidup? 

Poin pentingnya adalah perseverance atau tekun

Coca cola pada tahun pertamanya hanya menjual 25 botol, dan kemudian 9 gelas/hari. Hari ini, mereka menjual 1.9 milyar kemasan per hari. Gokil aja apa gokil banget? Gokil aja banget wkwk. 

Ditengah pandemi, usaha pakaian ku harus beralih ke online padahal banyak sales offline. Kalau nggak fokus ke long term thinking, mana mungkin bertahan? Mungkin aku akan menyerah dan kalah. Bahkan bisa bertahan dari dampak covid aja sudah luar biasa. Ternyata setelah beralih ke online, omzet naik 2-3x lipat, dan bahkan bisa ekspansi. 

Kuncinya, pahami apa yang kamu jago dibidangnya, dan JANGAN PERNAH LAKUKAN SECARA GRATIS. Kamu layak dibayar seluruh dunia untuk skill yang kamu punya. Selayaknya apple nggak pernah jual iphone gratis, kamu juga jangan mau. Kecuali, kamu dapat sesuatu dari sana. Exposure, nilai tambah, ilmu baru, networking, dll. Untuk sukses nggak perlu jadi yang paling cerdas, tapi kamu perlu tahan pain dalam jangka panjang, sampai ke titik balik. 

"Ci, gampangan ngomong daripada jalanin". 

Iya aku tahu, karena aku PERNAH laluin jalan itu. Tapi sekalinya lewatin titik balik, hidup kamu akan naik luar biasa, diluar ekspektasi. Aku sekarang bisa beli mini cooper cash, tapi aku tahan. Kenapa? Aku prefer kembangin usaha, invest, buat bisnis baru, sampai "mampu" beli barangnya. Setidaknya saat punya cash 10x lipat dari apa yang aku mau beli. Prinsip ini juga aku pelajarin dari ko Yasa Singgih. 

Kalau kamu mau kaya, sukses, bisa ngepet jalan mudahnya. Tapi pengalaman, mental, cerita sukses, ini yang perlu dibangun bukan cuma dalam semalam. Kalau sesaat kamu cuma akan jadi okb alias orang kaya bego, tapi dengan mental dan pengalaman kamu bisa jadi orang kaya selama jangka panjang, bahkan sampai keturunanmu. 


Pesanku, tetap fokus kerja menuju goal, tapi harus tetap sabar dan nikmati prosesnya. Fokus naikin skill, buat produk yang lebih baik, kerjain hal yang bisa kita kontrol. Hindari keinginan untuk pengen KELIHATAN sukses, tapi percaya kita akan BENERAN sukses di masa mendatang. 

Pemikiran Jangka Panjang | Long Term Thinking Pemikiran Jangka Panjang | Long Term Thinking Reviewed by Jennifer Tan on 6:34 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.